Sesuai dengan prinsip inklusivitas SDGs bahwa tidak ada satupun yang tertinggal (no one left behind), genrasi muda menjadi bagian dalam target pencapaian SDGs. Namun, posisi mereka diharapkan tidak hanya sebagai target/penerima manfaat, tetapi dapat dioptimalkan sebagai subjek/pelaku pembangunan. Hal ini sangat tepat dalam menggambarkan semangat no one left behind. Generasi muda saat ini menjadi populasi terbesar di Indonesia. Menurut data BPS tahun 2020, ada 144,87 juta anak muda yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z. Jumlah tersebut melebihi total populasi Indonesia yang saat ini mencapai 270 juta jiwa. Banyaknya anak muda yang Indonesia miliki menjadi kekuatan yang besar untuk dimanfaatkan agar Indonesia mencapai lima besar negara perekonomian terbesar di dunia. Penduduk yang berstatus anak-anak muda di saat ini, akan mendominasi populasi dalam bonus demografi yang diperkirakaan mencapai puncaknya pada pada 2030-2040.
Generasi muda Indonesia juga memiliki kesadaran yang sangat besar terhadap isu di masyarakat. Misalnya saja isu lingkungan, di mana menurut survei Generasi Melek Politik dan Pelopor Pilihan 17, 59% anak muda menganggap isu lingkungan sangat penting. Menurut survei dari Change.org tahun 2020 lalu, 42% anak muda peduli terhadap isu ekonomi dan kesejahteraan. Anak muda juga tidak hanya peduli, tetapi turut berkontribusi langsung di masyarakat. Menurut studi dari Institute of Volunteering Studies tahun 2022, isu tentang pendidikan dan kesehatan menjadi dua isu yang paling diminati oleh anak muda. Tidak hanya itu, banyak anak muda yang telah membuat kewirausahaan sosial sebagai bentuk pengabdian terhadap pembangunan berkelanjutan, seperti Waste4Change, Batik Kultur, dan masih banyak lagi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa anak muda di Indonesia turut berperan aktif dalam membangun bangsa secara berkelanjutan. Namun begitu, Indonesia membutuhkan semakin banyak anak muda untuk turun langsung ke lapangan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Relevansi LSPR SDG’s Centre
LSPR Institute membentuk SDG’s Centre sebagai wadah untuk meningkatkan pemahaman tentang SDG’s melalui kampanye kesadaran publik, proyek penelitian bersama, memfasilitasi kemitraan antara perguruan tinggi dengan industri, mengembangkan kurikulum berbasis SDG’s, membuka peluang magang untuk mahasiswa, dan menggelar forum diskusi yang mempertemukan stakeholder pentahelix. LSPR SDGs Centre dibentuk untuk merealisasikan upaya percepatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB, dimulai dari kegiatan internal LSPR hingga cakupan eksternal. Dimulai juga dari praktik – praktik dukungan SDGs seperti pengurangan penggunaan plastik, pemberian donasi, campaign mengenai kesetaraan gender, kolaborasi dengan institusi, universitas atau organisasi, dan lain sebagainya.
LSPR SDGs Centre berdiri pada awal tahun 2023 dan diresmikan pada 10 Januari 2023, di Prof. Djajusman Auditorium & Performance. Peresmian acara ini dimulai dengan berdiskusi bersama para praktisi dan pakar yang memiliki segudang pengalaman. Hadir dalam acara peresmian ada Dr. Yang Mee Eng selaku Executive Director ASEAN Foundation, Dr. Andre Ikhsano, M.Si selaku Rektor LSPR dan Penanggungjawab LSPR SDG’s, Mr. Taufan Teguh Akbari Ph.D selaku ketua LSPR SDG’s, Ms. Candy Tolosa selaku Wakil Ketua LSPR SDG’s, dan Dr. Janette Maria Pinariya, MM.
Setelah diresmikan, LSPR SDG’s Centre langsung mengadakan berbagai kegiatan. Beberapa waktu lalu, LSPR SDG’s Centre mendatangi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas) melalui sekretarian nasional tujuan pembangunan berkelanjutan. Kunjungan LSPR SDG’s Centre diterima oleh perwakilan Sekretariat Nasional SDGs Indonesia, Yanuar Nugroho, Ph.D selaku Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional TBP/SDGs Kementerian PPN/BAPPENAS. Melalui pertemuan ini, LSPR mendapat dukungan penuh dari Seknas SDGs untuk meningkatkan konektivitas hubungan kerja sama sehingga dapat membantu terciptanya SDGs di tahun 2030.
The 5th LSPR SDGs Film Festival
LSPR SDG’s Centre terlibat dalam acara SDG Film Festival yang diselenggarakan pada 30 Juni 2023, bertempat di Auditorium LSPR Transpark. Dalam penyelenggaraan The 5th LSPR SDGs Film Festival ini Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menjadi tuan rumah dan berkolaborasi dengan the Asia Pacific University Malaysia, the Coventry University Group, the American University of Phnom Penh in Cambodia, the Documentary Media Centre, the Media Discourse Centre dan the Nottingham College.
Caption foto: Malam Penghargaan SDG’s Film Festival pada 30 Juni 2023
Film memiliki peran yang penting dalam sosialisasi Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan hingga tahun 2030. Dalam konteks ini, film dapat berfungsi sebagai alat yang kuat untuk mengedukasi, menginspirasi, dan menciptakan kesadaran tentang isu-isu yang relevan dengan SDGs di Indonesia. Khususnya untuk mengakhiri kelaparan dunia, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, mengatasi ketidaksetaraan gender, memperbaiki akses ke sanitasi dan air bersih, menjaga dan melindungi lingkungan, mendorong energi yang terjangkau, menciptakan pekerjaan yang layak, serta memfasilitasi keadilan sosial dan perdamaian.
The 5th SDGs Film Festival ini bertujuan untuk menyajikan karya-karya film yang mengangkat isu-isu lingkungan, sosial, dan ekonomi yang relevan dengan keberlanjutan. Melalui film-film yang diputar, LSPR dan mitra perguruan tinggi internasional yang berpartisiasi berharap mampu menginspirasi dan mengedukasi para penonton khususnya generasi muda tentang pentingnya menjaga keberlanjutan di berbagai aspek kehidupan. Selain itu, 5th LSPR SDGs Film Festival ini akan menjadi ajang pertemuan dan pertukaran ide antara kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat umum. SDGs Film Festival ini dapat membangkitkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mencapai tujuan bersama. Rangkaian acara SDG Film Festival dan Filmmaking Workshop ini juga dapat memberikan kontribusi dan menjadi inisiatif bagi setiap mahasiswa/i untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang telah dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
LSPR SDG’s Film Festival ini dihadiri juga oleh CEO dan Founder LSPR Institute, Prita Kemal Gani untuk menyerahkan hadiah dalam bentuk uang tunai ratusan USD untuk para pemenang SDG’s Film Festival. Turut hadir juga Mr. Summer Xia, Country Director Bristish Council di sini untuk memberikan dukungan penuh terkait penyelenggaraan The 5th LSPR SDG’s Film Festival yang diikuti oleh 21 Mahasiswa asal UK dari Universitas Coventry dan Universitas De Monfort. British Council adalah organisasi internasional dari United Kingdom yang berfokus pada budaya dan pendidikan. Organisasi ini sudah berdiri sejak tahun 1984 di Indonesia dan telah bekerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta yang berkaitan dengan pendidikan.
caption foto: Mahasiswa LSPR peraih Film Terbaik
Film memiliki peran yang sangat penting dan efektif untuk mengedukasi masyarakat terkait berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu film dapat menginspirasi dan membangkitkan emosi serta motivasi untuk berpartisipasi dalam upaya pencapaian SDGs. The 5th SDG Film Festival ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan gerakan dalam penyelesaiaan masalah tertentu di negara berkembang melalui pencapaian 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam film, pesan-pesan yang kompleks tentang perubahan iklim, ketimpangan sosial, atau perlindungan lingkungan dapat dijelaskan dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh penonton. Film juga dapat menggambarkan dampak nyata dari kehidupan sehari-hari yang terkait dengan SDGs, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan gender, atau kelaparan. Dengan demikian, film dapat membantu masyarakat memahami isu-isu tersebut secara mendalam dan mendorong tindakan yang bertujuan untuk mencapai SDGs.
Terakhir, film juga dapat menciptakan kesadaran luas tentang isu-isu yang terkait dengan SDGs, generasi muda menjadi lebih sadar tentang pentingnya tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Film dapat menciptakan gerakan sosial dan membawa isu-isu tersebut ke dalam perbincangan publik. Melalui liputan media, festival film, atau distribusi online, pesan-pesan dalam film dapat menyebar ke seluruh dunia dan mencapai berbagai lapisan masyarakat.
Para peserta SDGs Film Festival ke-5 ini memenangkan 14 kategori penghargaan, diantarnya Best Film Award , PSA and PR Award, Film Craft, Dramatisation Award, Developmental Disabilities Award, Environment Award, Sustainable Cities Award, Factual Storytelling , Inclusive Award, Life On Land Award, Unheard Voices Oral Histories Award, Showcase Award, Critical Intervention Award and Community Film. The 5th LSPR-DMU SDG Film Festival dimulai dengan pemutaran semua entri film (movie screening) yang kemudian dilanjutkan dengan acara penghargaan dan ramah tamah.
Berikut adalah daftar para pemenang dari SDG Film Festival 2023 yang digelar pada Jumat, 30 Juni 2023 di Auditorium LSPR Transpark :
Best Film Award
Winner – The Unburied Traces – Uegene Karl (Ind)
1st Runner up – Small Steps of Scavengers – Alfira Nur JasrTa (Ind)
2nd Runner up – Kusamba, The Village Lost in the Salt – Bo Gwak & Darnell Richards (UK)
PSA and PR Award
Winner – The (Un)Forgotten Culture – Fathiya Hannan (Ind)
1st Runner up – Kusamba, The Village Lost in the Salt – Bo Gwak & Darnell Richards (UK)
2nd Runner up – Beyond the Dump – Katarzyna Lewandowska & Wiktoria Kozak (UK)
Film Craft
Winner – The Unburied Traces – Uegene Karl (Ind)
1st Runner up – The White Who Becomes Black – Benta Productions (Ind)
2nd Runner up – The Price of a Smile – Aurelia Theodora Hansell (Ind)
Dramatisation Award
Winner – Muel – Soktep Chan (Cam)
1st Runner up – Selaras – Muhammad Syahrehan Hamdi (Ind)
2nd Runner up – A Queer Tattoo Story – Paula Sophie Gabius (Ind)
Developmental Disabilities Award
Winner – Drumas – Lunetta Salmanissa (Ind)
1st Runner up – EMBRACING DIVERSITY – Nicolae Radu & Marquita Maynard (UK)
2nd Runner up – Three inequalities in the world – Yuisa Inaba (Jp)
Environment Award
Winner – CEMAR – Vallian Royce (Ind)
1st Runner up – Bali’s Embrace – Issy McLeod, Amy Hatter and Marquita Maynard (UK)
2nd Runner up – Guardians of The Canopy – Lewis Hiorns (UK)
Sustainable Cities Award
Winner – Jakarta in Resonance – Charisma Zaida Alliyah (Ind)
1st Runner up – Sport Helping Communities – Emmanuel Ifediora (UK)
2nd Runner up – The Price of Paradise – Cheuk Tang (UK)
Factual Storytelling
Winner – The Price of a Smile – Aurelia Theodora Hansell (Ind)
1st Runner up – The White Who Becomes Black by Benta Productions (Ind)
2nd Runner up – Paradise Lost – Jude Harris (UK)
Inclusive Award
Winner – Improvisasi – Benta Production (Ind)
1st Runner up – Embracing Diversity – Nicolae Radu & Marquita Maynard (UK)
2nd Runner up – A Queer Tattoo Story – Paula Sophie Gabius (Ind)
Life On Land Award
Winner – Guardians of the Canopy – Lewis Hiorns (UK)
1st Runner up – Seeds of Memory – Soukaina Kherdioui (Mor)
2nd Runner up – Un Po’ È Meglio di Niente – Maria Fernandez (UK)
Unheard Voices Oral Histories Award
Winner – Small Steps of Scavengers – Alfira Nur Jasra (Ind)
1st Runner up – Seeds of Memory – Soukaina Kherdioui (Mor)
2nd Runner up – Kusamba, The Village Lost in the Salt – Bo Gwak & Darnell Richards (UK)
Showcase Award
Winner – Clean Water in Cambodia – Boramey Khov Mongleak (Cam)
1st Runner up – Amerta: Every Step For Knowledge – Araissa Aulia Louis (Ind)
2nd Runner up – Small Steps of Scavengers – Alfira Nur Jasra (Ind)
Critical Intervention Award
Winner – Unnoticed – Crissella Puspita Lilly (Ind)
1st Runner up – EX-CON: Overwhelming Shadow – Julius Inkiriwang (Ind)
2nd Runner up – Drumas – Lunetta Salmanissa (Ind)
Community Film
Winner – Small Steps of a Scavenger – Alfira Nur Jasra (Ind)
1st Runner up – The Unburied Traces – Uegene Karl (Ind)
2nd Runner up – Cost of Living – Ismail Mahmood (UK)
Dalam rangkaian acara ini juga turut hadir perwakilan dari Sekretariat Nasional SDGs Indonesia yang dihadiri oleh Indriana Nugraheni (Manager for Justice and Governance Pillar on SDGs Indonesia – BAPPENAS) yang juga turut memberikan kata sambutan. Indriana menyebutkan bahwa Seknas SDGs sangat mendukung acara ini dan merupakan langkah nyata dari LSPR sebagai perguruan tinggi untuk berpartisipasi terhadap komitmen tujuan berkelanjutan. Turut dilakukan juga penyematan PIN SDGs kepada seluruh pengurus inti dari LSPSR SDGs Centre yang langsung diberikan oleh Indriana sebagai perwakilan pemerintah.
LSPR Communication and Business Insitute akan mengajak pemenangnya ikut berlomba di ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) yang akan dilaksanakan di Kuching, Serawak, Malaysia. Ajang tersebut akan memutar sekaligus melombakan beragam film dari kawasan Asia. AIFFA ini bukan hanya untuk memantapkan kerjasama produksi antar pembuat film, akan tetapi juga untuk memberikan penghargaan kepada pembuat film atas karya terbaik mereka di layar bioskop di tingkat ASEAN. Secara keseluruhan, film memiliki peran yang sangat penting dalam sosialisasi SDGs. Melalui edukasi, inspirasi, dan kesadaran yang dihasilkan oleh film, masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam upaya mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan hal tersebut.