Jakarta – Lucent Production London School of Public Relations (LSPR) sukses menggelar ‘Reverie: Contemporary Dance Show’. Ini merupakan sebuah pertunjukan tari yang diselenggarakan dalam rangka mengedukasi masyarakat terkait bahaya dari self diagnose kesehatan mental.
‘Reverie: Contemporary Dance Show’ berlangsung pada 21 April 2024 yang lalu di Cultural Hall Pos Bloc Jakarta. Pertunjukan ini merupakan event kolaborasi antara Lucent Production dengan Pos Bloc Jakarta, yang juga menggaet 2 sanggar tari, yaitu Swargaloka dan E(X) Guard.
“Dengan adanya pertunjukan tari ‘Reverie’, dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya Generasi Z mengenai bahaya self diagnose terhadap kesehatan mental, baik untuk yang tidak mengetahui mengenai self diagnose sama sekali ataupun untuk yang sering melakukan, tetapi tidak mengetahui akan hal tersebut. Kami berharap pertunjukan ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian lain serta menambah kekayaan ilmu pengetahuan yang terkait dengan self diagnose, kesehatan mental, dan seni pertunjukan khususnya seni tari,” ujar Dekan Fakultas Komunikasi LSPR Institute of Communication and Business dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2024).
Lewat pertunjukan ini, dipertontonkan kisah ‘Rie’ (karakter utama) yang melakukan salah satu contoh self diagnose pada salah satu isu kesehatan mental, yakni depresi. Kisah pada pertunjukan ini dibawakan melalui tarian kontemporer, stage act, dan unsur-unsur artistik lainnya yang dapat membuat para penonton merasakan immersive experience.
‘Reverie: Contemporary Dance Show’ dibuka dengan penampilan spesial dari Meraki Production yang membawakan number dari ‘Silver’s Tour: The Musical’ dan Waka Waka Production yang membawakan number dari ‘2 AM The Musical’. Keduanya juga merupakan teater musikal yang dapat disaksikan pada bulan Agustus mendatang.
Production Manager ‘Reverie: Contemporary Dance Show’ Brigitta Belinda menuturkan pihaknya tergerak membuat pertunjukan tari ini karena melihat maraknya self diagnose kesehatan mental di media sosial. Melalui pertunjukan ini, ia berharap masyarakat dapat mengetahui bahaya mengenai diagnosis kesehatan mental pada diri sendiri.
“Kekhawatiran kami terhadap maraknya self diagnose kesehatan mental di media sosial membuat kami tergerak untuk membuat pertunjukan tari ‘Reverie’ ini. Mungkin juga banyak dari kita yang tanpa disadari ternyata melakukan self diagnose karena tidak mengetahui hal tersebut. Harapannya setelah menonton pertunjukan ini, masyarakat jadi mengetahui bahaya dari melakukan self diagnose kesehatan mental karena hal tersebut dapat berakibat fatal,” pungkasnya.
Sumber : https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7309804/lspr-edukasi-bahaya-self-diagnose-lewat-pertunjukan-tari-reverie