Mahasiswa/i semester 6 Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Jakarta dari kelas PRDC25-1SP mengadakan acara “Pesta Edas” yang bertujuan untuk memperkenalkan keberagaman budaya yang dimiliki oleh Kampung Seni Edas di Kota Bogor. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2024 di Sanggar Tari Edas, Kampung Seni Edas, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur. Acara Pesta Edas dimeriahkan dengan Showcase yang menampilkan kesenian khas Kampung Seni Edas serta Mini Exhibition yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pengunjung. Program ini merupakan bentuk partisipasi LSPR dalam mendukung program pemerintah terutama di bidang pendidikan, yaitu Kampus Merdeka Desa Keberlanjutan. Pelaksanaan Community Development ini merupakan implementasi dari penggabungan 4 mata kuliah yaitu Community Development, Creative Production & Publicity, Public Relations Communication Technique, dan Community Development. Perencanaan program yang dibuat dalam 4 mata kuliah ini sebagai wujud nyata mahasiswa dalam memberikan kontribusi akademis terhadap komunitas dan masyarakat.
“Kampung Seni Edas dibuat sebagai tempat wisata kesenian pertama di Bogor dengan kesenian yang diciptakan sendiri seperti Langgir Badong, Wayang Kaleng, Boboko Ngentep, dan sebagainya. Sehingga kesenian ini tidak ada di tempat lain.” ujar Ade Suarsa, Pimpinan Kampung Seni Edas. “Namun disayangkan kurangnya publikasi ya, jadi memang keberadaan Kampung Seni Edas kurang dikenal. Tetapi saya juga mau berterima kasih dengan anak-anak muda yang sampai sekarang masih mau peduli dengan kesenian tradisional mengingat kesenian tradisional saat ini kan sudah mulai banyak dilupakan ya,” tambah Ade.
Acara “Pesta Edas” dimulai dengan diadakannya press conference menghadirkan Bapak Ade Suarsa selaku Pimpinan Kampung Seni Edas, Ibu Rizka Septiana M.Si selaku Dosen Community Development, dan Theodore Roosevelt selaku Ketua Pelaksana Pesta Edas. Total terdapat 13 media yang turut menghadiri press conference ini. Acara press conference dibuka dengan pertunjukan tarian Lodong Bogoran yang merupakan tarian khas Kampung Seni Edas kreasi oleh Ade Suarsa. “Kampung Seni Edas adalah sebuah komunitas kesenian tradisional yang berada di tengah kota. Anak-anak juga sebetulnya paham bahwa kesenian tradisional ini masih dianggap sebelah mata oleh sebagian besar generasi muda terutamanya ya. NKRI itu harga mati, tetapi budaya harga diri,” ujar Ade Suarsa selaku pimpinan Kampung Seni Edas dalam press conference.
“Kami bangga dengan para mahasiswa LSPR yang sudah melaksanakan acara ini dengan baik. Di kemudian hari, para mahasiswa kami ini sudah akan siap terjun ke dunia pekerjaan,” ucap Rizka Septiana selaku Dosen Community Development dan pembimbing mahasiswa LSPR.
“Harapan kami, melalui Pesta Edas ini, Kampung Seni Edas dapat dikenal secara lebih luas, terutama di kalangan pemuda dan pelajar, sebagai upaya melestarikan budaya Indonesia. Kami juga berharap kegiatan ini dapat membantu memakmurkan budaya dan kesejahteraan masyarakat Sindangsari,” tambah Theodore sebagai Ketua Pelaksana Pesta Edas. Beralih ke Pesta Edas yang mana dihadiri oleh berbagai tokoh penting di Kelurahan Sindangsari seperti Bapak Feby Darmawan selaku Camat Bogor Timur dan Bapak Nendar Kusnida selaku Lurah Sindangsari. Pesta Edas dimulai dengan pawai tarian dan alat musik dari gerbang Kampung Seni Edas menuju Sanggar Seni Edas untuk menyambut dan mengantar tamu-tamu yang datang.
Selama acara Pesta Edas berlangsung, para pengunjung juga dapat melihat Mini Exhibition yang menampilkan kostum tari yang dimiliki Edas. Para pengunjung juga dapat melihat kegiatan-kegiatan yang sebelumnya pernah dilakukan warga Kampung Seni Edas melalui foto-foto yang ditampilkan
Masuk ke dalam inti pertunjukan kesenian. Pertama, pertunjukan diawali dengan penampilan wayang kaleng yaitu merupakan salah satu ciri khas Edas yang terbuat dari limbah kaleng karung, tambang, tali, dan bambu. Wayang ini mengisahkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat seperti pudarnya kebudayaan di generasi muda. Wayang Kaleng ini nantinya akan diperkenalkan dan dipertunjukan untuk pertama kalinya secara internasional di Australia. Dalam pertunjukan wayang kaleng, penonton juga diajak untuk mencoba alat musik tradisional Pew Pew bersama-sama.
Selanjutnya penampilan disi dengan pertunjukan Lembur Kuring Khas Kampung Seni Edas oleh siswi SMP Negeri 1 Bogor. Lembur Kuring merupakan pertunjukan alat musik tradisional Sunda yang dipadukan dengan nyanyian. Kemudian, acara diakhiri dengan pertunjukan Tari Kaulinan Barudak yang merupakan tarian anak-anak diambil dari budaya bermain anak-anak serta Tunggul Kawung yang merupakan perpaduan tarian dan bedug.
Acara ini tidak hanya menjadi sebuah perayaan kesenian, tetapi juga menjadi momentum untuk menginspirasi generasi muda lainnya untuk memahami dan melestarikan warisan
budaya yang berharga.
Disunting oleh Rafa Shabira