Pada tanggal 2-6 November 2024, LSPR YDC menghadiri dan turut serta mengikuti PNMHII ke-36 bertempatan di provinsi Lampung yakni Universitas Lampung sebagai tuan rumah. Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Se-Indonesia ke-36 (PNMHII 36) merupakan salah satu agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (FKMHII). Tema yang diangkat pada PNMHII ke-36 ini adalah “Revealing Indonesia’s Rich Mosaic: Enhancing Global Presence Via Sustainable Local Tourism Initiatives & Elevating Local Heritage on the Global Stage”.
Adapun acara ini bertujuan untuk bertemu, berinteraksi, dan juga sebagai ajang untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dalam perkuliahan melalui serangkaian agenda atau chamber seperti, Sidang Forum, Joint Statement Forum, UNILA Diplomatic Course, UNILA Article Competition, dan UNILA Video Competition. PNMHII 36 ini diikuti oleh kurang lebih sebanyak 150 orang peserta dari 67 universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada PNMHII 36 ini, LSPR YDC mengirimkan peserta sebanyak 6 delegasi, yang mana masing-masing dari delegasi yang dikirimkan dikelompokkan menjadi 3 tim untuk mengikuti chamber atau agenda yang berbeda. Berikut tercantum nama delegasi serta nama chamber atau agenda yang diikuti pada PNMHII 36 Universitas Lampung:
- Ahmad Sultan Alauddin (IRC26-EXCL) & Rifa Parmaningsih Siregar (IRC26-EXCL) – (Chamber : Sidang Forum)
- Joel Benatuah Keliat (IRC26-EXCL) & Mohammad Sulthan Rafi Mufti (IRC26-EXCL) – (Chamber : Joint Statement Forum)
- Gwyneth Juditha Naria Tumbelaka (IRC26-EXCL) & Shalom Shannamevia Rooroh (IRC27-1SP) – (Chamber : UNILA Diplomatic Course)
Pertemuan PNMHII-36 ini diharapkan untuk mahasiswa dapat semakin aware terhadap isu-isu Hubungan Internasional, dan agar para delegasi dapat membangun relasi terhadap sesama mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi pihak-pihak terlibat untuk terus berkarya, membangun relasi, dan lebih membuka pengetahuan keilmuan tentang Hubungan Internasional.
Artikel oleh Joel Benatuah Keliat
Disunting oleh Rafa Shabira