Jakarta – Kementerian Sosial (Kemensos) RI bersama Tatarupa Nusantara mengadakan Designer Summit 2024. Kegiatan ini melibatkan sebanyak 175 desainer muda, yang mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa dari 12 institusi pendidikan di Indonesia.
Ada perwakilan dari London School of Public Relations (LSPR), Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik LP3I Jakarta, Raffles College, Universitas Bunda Mulia, Universitas Esa Unggul, SMK Negeri 31 Jakarta dan lainnya.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan lewat kegiatan ini pihaknya mengajak para desainer muda untuk ikut menyulap kemasan produk buatan UMKM penerima manfaat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) sehingga lebih menarik dan kekinian. “Karena peserta (PENA)-nya semakin banyak, kita butuh percepatan bagaimana makeover produk UMKM menjadi lebih baik lagi. Karena pasar yang kita tuju menengah atas, supaya keuntungan mereka bertambah,” ujarnya di acara Designer Summit 2024 yang berlangsung di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
Risma menekankan UMKM peserta program PENA banyak mengalami kendala dalam membuat kemasan produk. Padahal, jika dikemas dengan baik sebuah produk bisa memiliki nilai lebih tinggi, yang tentunya dapat menambah pemasukan.
“Kalau dia cuma jual rujak, kalau nggak diapa-apain kan ya harga (jual)nya tetap Rp 2.000, paling mahal Rp 5 ribu. Kenapa di luar negeri bisa dijual mahal, itu harus ada value added, yaitu desain packaging,” jelasnya.
Risma menyebut di era sekarang jualan makanan tidak hanya bisa jika mengandalkan rasa yang enak. Di sisi lain, pelaku usaha juga harus memperhatikan kemasan produk untuk menarik pembeli. Dia pun mencontohkan salah satu pengalaman membantu pelaku usaha ketika menjabat menjadi Wali Kota Surabaya.
“Ada penjual pecel di surabaya, itu dia menjual setiap hari (pendapatannya) hanya Rp 100 ribu, paling banyak Rp 150 ribu. Kemudian kita ajari cara branding dan jualan online, dan (sekarang) ternyata 1 hari bisa (dapat) sampai Rp 10 juta. Artinya, kekuatan dari desain yang berpengaruh terhadap kualitas produk, maka akan berpengaruh terhadap nilai jual,” paparnya.
Dia juga mencontohkan UMKM binaan Kemensos lainnya, yaitu Watashi Cake milik Wiartati. Sebelumnya Wiartati menjual 18 buah bolu kukus dengan harga Rp 18 ribu. Namun kala itu kemasannya hanya menggunakan mika biasa, sehingga tidak menarik. Kini, setelah di re-branding kemasan, produknya bisa dihargai Rp 20 ribu untuk 5 pcs bolu kukus.
Melihat kondisi ini, Risma pun mendorong desainer-desainer muda mengoptimalkan skill di bidang kreatif untuk mendorong kemajuan pelaku usaha kecil di Tanah Air. Harapannya ke depan makin banyak keluarga penerima manfaat yang terbantu, dan bisa lepas dari jerat kemiskinan berkat program rebranding kemasan yang dilakukan.
“Para desainer semangat terus, ubah dunia ini dengan kekuatan desain kalian. Melalui desain apapun kalian bisa membuat orang bahagia, orang menjadi senang dan lebih baik lagi hidupnya secara ekonomi,” tukasnya.
Sebagai informasi, Designer Summit 2024 menjadi awal rangkaian agenda re-branding kemasan bagi 1.000 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebelumnya Kemensos bersama Tatarupa Nusantara telah berhasil melakukan menyulap kemasan produk karya 384 UMKM binaan PENA di wilayah Jabodetabek.